.

KH.ABDURRAHMAN

(Pendiri Pondok Modern Assalam Sukabumi)

Oleh: Okeu Kurniawan*

Abdurrahman lahir tahun 1904, di desa Kalapa Carang Kecamatan Parungkuda Kabupaten Sukabumi; dari pasangan Bapak Sulhi dan Ibu Sutijah. Menempuh pendidikan pada usia 8 tahun di Sekolah Rakyat (SR) Pakuwon selama 3 tahun, kemudian belajar di pesantren yang memiliki sistem 1 bulan ”mondok” dan 1 bulan ”kuli” (untuk perbekalan mondok 1 bulan berikutnya).

Semasa kecil Abdurrahman hidup dalam suasana keprihatian dan kesederhanan. Berbagai pekerjaan pernah Ia tekuni; dari mulai menumpuk beras, menyambit rumput, menjemur daun teh, bahkan menjadi pemangkas rambut pun pernah telah dijalani, kesemua pekerjaan tersebut, dijalani dengan penuh ketekunan dan kesabaran.

Buah kerja keras itu membuat keadaan ekonominya sedikit demi sedikit membaik. Uang hasil kerja kerasnya ditabung, sehingga tahun 1963 Beliau memiliki 8 hektar sawah dan 3 hektar kebun.

Tahun 1934 Abdurrahman menikah dengan seorang gadis bernama Siti Mubarokah dan dikarunia seorang putra yang tampan bernama Lukman Herawan (kelak menjadi pendiri Pondok Modern Assalam) yang lahir pada tanggal 17 Juni 1936. Pada Tahun 1945 Abdurrahman menikah kembali dengan Siti Aminah dan dari istri keduanya ini Abdurahman tidak mendapat keturunan. Selang empat tahun kemudian yakni di tahun 1949, Beliau menikah lagi dengan Siti Aisyah dan dikaruniai tujuh orang putra putri.

Dengan kekayaan yang berlimpah, Abdurrahman dapat membawa ketiga istrinya untuk bersama-sama Beliau menunaikan ibadah haji ke tanah suci Makkah. Selain itu, Beliau berniat menafkahkan hartanya di jalan Allah dengan mendirikan sebuah Pondok Pesantren. Maka tahun 1965 KH.Abdurrahman mulai membangun bangunan pesantren di atas tanah miliknya yang terletak di samping sebuah ‘Situ’ (Kolam Besar) nan indah di desa Cibodas. Tanggal 9 Januari 1968 bertepatan dengan 10 Syawal Pondok Modern

Assalam resmi dibuka dengan pimpinannya adalah Lukman Herawan, putra sulung Beliau yang telah menamatkan pendidikannya di Pondok Modern Gontor.

Namun manusia hanya bisa berencana, Allah jualah Penentu segalanya. 15 hari setelah Pondok dibuka atau tepatnya 24 Januari 1968, Lukman Herawan putra tercinta sekaligus pimpinan Pondok wafat dengan luka tembak di beberapa bagian tubuhnya, akibat ditembak perampok yang menjarah rumah Beliau. Setelah peristiwa tragis tersebut terjadi kefakuman pendidikan Pondok Modern Assalam. Namun KH.Abdurrahman tidak berputus asa, dia bangkit dan kembali berjuang dengan usaha lain yang mencakup 3 aspek perjuangan, antara lain:

1. Menambah kekayaan

2. Menambah Bangunan dan

3. Mengirimkan kader-kadernya untuk belajar di Pondok Modern Gontor.

Ketiga cakupan perjuangan Beliau tersebut dilaksanakan dari tahun 1968 s/d 1982. Atas izin Allah SWT, usaha keras KH.Abdurrahman akhirnya membuahkan hasil. Pada tahun 1983 Pondok Modern Assalam kembali dibuka setelah salah seorang kader Beliau Badrusyamsi; menamatkan pendidikannya di Pondok Modern Gontor.

Santri perdana berjumlah 30 orang yang semuanya adalah anak-anak Yatim. Maka sejak saat itu pendidikan Pondok Modern Assalam mulai berjalan, maju, dan berkembang hingga sekarang.

Pada tanggal 17 September 1994, KH.Abdurrahman kembali ke-hariba-an Allah SWT. Isak tangis ratusan santri dan pelayat mengiringi pemakaman Beliau. Setelah disholatkan di Masjid Jami’ (Qo’ah) Pondok Modern Assalam, jenazahnya kemudian dimakamkan di komplek pemakaman yang berlokasi di atas Pondok Modern Assalam.

‘Pak Haji’ memang telah tiada, namun Jiwa Keikhlasan, Kesabaran, dan ke-Ulet-an Beliau akan tetap menjadi teladan.

”Allahhumma-ghfirlahu Warhamhu Wa ’afihi Wa’fu ‘Anhu”

Ya Allah tempatkan Beliau di Surga-Mu. Amin